Tantangan Sektor Parawisata Indonesia Bagi Tantangan Ekonom memiliki modal yang sangat besar untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Dengan potensi geografis, biodiversitas, sosial, maupun budaya di atas rata-rata, pariwisata Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi sektor andalan.
“Namun potensi fisik dan non-fisik Indonesia yang besar tersebut nampaknya belum cukup termanfaatkan untuk dikapitalisasi agar memiliki nilai tambah
yang lebih tinggi,” ujar Ekonom Masyita Crystallin melalui keterangan pers, Kamis (26/12/2024).
Tantangan Sektor Parawisata Indonesia
Berdasarkan laporan Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2024 oleh World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat ke-22 dari 119 negara,
kalah bersaing dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat di peringkat pertama, Jepang di peringkat ketiga, dan Tiongkok di peringkat kedelapan.
Dari lima aspek utama yang menjadi penilaian indeks tersebut, Masyita melihat ada lima tantangan yang harus menjadi fokus utama untuk memperbaiki sektor parawisata Indonesia.
“Tantangan pertama adalah masalah infrastruktur Meski daya saing harga dalam dimensi infrastruktur dan jasa cukup baik, fasilitas transportasi udara, pelabuhan,
dan darat masih jauh tertinggal dibandingkan negara pesaing. Sebagai negara kepulauan, konektivitas antardaerah menjadi krusial,” kata masyita.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, mayoritas wisatawan mancanegara (wisman) masuk melalui jalur udara sebesar 72%, sementara melalui laut hanya 18,3%.
“Kita harus membangun infrastruktur yang mendukung pariwisata secara menyeluruh, baik di pusat maupun daerah, agar konektivitas lebih terintegrasi,” ucap Masyita.
Kedua, meski Indonesia kaya akan sumber daya alam, inovasi pelayanan wisata dan eksplorasi budaya belum tergali dengan baik. Narasi yang kuat tentang daya tarik budaya
dan keunikan lokal perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan minat wisatawan.
“Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, namun upaya untuk memadukan inovasi dengan tradisi masih terbatas. Ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan,” ujar Masyita.
Ia menambahkan, wisata budaya dan ekowisata memiliki daya tarik besar jika dikelola dengan pendekatan yang tepat. Ketiga, aspek keberlanjutan menjadi pekerjaan rumah.
Lingkungan hidup yang terjaga adalah fondasi pariwisata berkelanjutan, namun Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah dan konservasi alam.
Leave a Reply