Meriah Festival Rujak Uleg Surabaya Bagi-bagi 3.000 Porsi Gratis
Festival Rujak Uleg kembali digelar secara meriah di Kota Surabaya pada tahun 2025.
Acara kuliner tahunan ini menjadi salah satu ikon budaya dan wisata yang paling dinantikan masyarakat.
Dihelat di kawasan Jalan Kembang Jepun, kawasan pecinan yang terkenal sebagai pusat wisata sejarah dan kuliner
Festival Rujak Uleg tahun ini membagikan 3.000 porsi rujak uleg gratis kepada warga dan wisatawan.
Tidak hanya menjadi ajang makan bersama, festival ini juga dirancang sebagai bentuk pelestarian
kuliner tradisional khas Jawa Timur, sekaligus memperkuat identitas Kota Surabaya sebagai kota yang kaya akan budaya dan tradisi.

Meriah Festival Rujak Uleg Surabaya Bagi-bagi 3.000 Porsi Gratis
Sejarah dan Filosofi Rujak Uleg
Rujak uleg atau rujak cingur adalah makanan khas Surabaya yang terdiri dari irisan buah, sayuran, tahu, tempe, dan cingur (bagian mulut sapi), disiram dengan bumbu kacang dan petis yang diuleg dalam cobek besar. Hidangan ini bukan sekadar makanan, tetapi memiliki nilai filosofi mendalam.
Campuran berbagai bahan menggambarkan keberagaman yang bersatu, sementara proses menguleg secara bersama menjadi simbol kerja sama dan gotong royong masyarakat Surabaya. Tak heran jika kemudian rujak uleg dijadikan simbol dalam festival akbar yang melibatkan ribuan orang ini.
Antusiasme Pengunjung dan Suasana Festival
Sejak pagi hari, kawasan Kembang Jepun sudah dipadati ribuan warga dari berbagai penjuru Surabaya. Banyak di antaranya datang bersama keluarga, bahkan ada pula wisatawan dari luar kota hingga mancanegara yang penasaran ingin menyaksikan langsung kemeriahan festival ini.
Mereka antre tertib untuk mendapatkan kupon rujak gratis, sementara panggung utama dimeriahkan oleh penampilan seni tradisional seperti tari remo, barongsai, dan parade kostum unik. Aroma bumbu petis yang khas langsung menggugah selera begitu memasuki area festival.
Pemecahan Rekor dan Partisipasi Komunitas
Salah satu daya tarik dalam Festival Rujak Uleg 2025 adalah pemecahan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk
Pengulekan Rujak Terbanyak Secara Serentak”, di mana lebih dari 500 komunitas dan pelajar ikut berpartisipasi.
Mereka menguleg rujak secara bersamaan menggunakan cobek besar dalam satu area terbuka.
Kegiatan ini tidak hanya memecahkan rekor, tetapi juga menjadi ajang edukasi dan pelibatan generasi muda dalam
menjaga warisan kuliner lokal. Acara ini pun didukung oleh berbagai komunitas, UMKM kuliner, sekolah, hingga instansi pemerintahan.
Dukungan Pemerintah Kota Surabaya
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, secara langsung membuka acara ini.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Festival Rujak Uleg bukan sekadar perayaan kuliner, tapi bentuk nyata komitmen pemkot dalam melestarikan budaya lokal dan mendukung sektor pariwisata kota.
“Rujak uleg adalah identitas Surabaya. Lewat festival ini, kita menunjukkan bahwa budaya bisa jadi daya tarik ekonomi
sekaligus perekat sosial,” ujar Eri Cahyadi disambut tepuk tangan para pengunjung.
Pemerintah kota juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti pos kesehatan
titik air bersih, serta zona ramah anak untuk memastikan kenyamanan seluruh pengunjung.
Rangkaian Acara Pendukung dan Panggung Hiburan
Selain sesi makan rujak gratis, festival ini juga diramaikan dengan lomba kostum tradisional, kompetisi membuat rujak uleg, serta zona UMKM yang menjajakan berbagai makanan dan produk khas Surabaya.
Para pelaku usaha kecil mendapat ruang promosi langsung kepada ribuan pengunjung, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Panggung utama festival diisi oleh penampilan musisi lokal dan band indie Surabaya, menjadikan festival ini tidak hanya tempat makan bersama, tetapi juga hiburan keluarga yang lengkap.
Festival yang Ramah Wisatawan
Festival Rujak Uleg telah menjadi magnet wisata yang menarik perhatian nasional maupun internasional.
Tahun ini, lebih dari 200 wisatawan mancanegara tercatat hadir.
Pemerintah kota bekerja sama dengan pemandu wisata untuk menyediakan tur budaya yang menjelaskan
sejarah kawasan Kembang Jepun dan asal-usul rujak uleg.
Beberapa influencer dan food vlogger ternama juga terlihat hadir dan membagikan pengalaman
mereka di media sosial, yang tentu saja menambah eksposur positif untuk Surabaya di kancah global.
Upaya Melestarikan Kuliner Lokal Lewat Festival
Rujak uleg, seperti banyak makanan tradisional lainnya, kini menghadapi tantangan zaman.
Generasi muda kian akrab dengan makanan cepat saji modern dan banyak yang mulai melupakan warisan kuliner daerah.
Dengan mengemas tradisi menjadi festival besar dan menarik
Surabaya menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan relevan.
Melalui Festival Rujak Uleg, anak-anak muda diajak mengenal, mencicipi, dan bahkan ikut membuat rujak mereka sendiri.
Dampak Ekonomi dan Sosial Festival
Selain dampak budaya, Festival Rujak Uleg memberikan multiplier effect yang besar terhadap ekonomi lokal.
Hotel-hotel di sekitar lokasi festival mengalami peningkatan okupansi. Pelaku UMKM mendapatkan omzet berlipat dari pengunjung yang datang.
Dari sisi sosial, festival ini menjadi ruang interaksi lintas budaya, usia, dan latar belakang.
Semua duduk bersila menikmati rujak, bercanda, dan berbagi tawa. Nilai inilah yang membuat Festival Rujak Uleg istimewa: menyatukan orang dalam semangkuk kuliner khas.
Kesimpulan: Warisan Budaya dalam Sajian Rakyat
Festival Rujak Uleg 2025 membuktikan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang identitas, sejarah, dan kebersamaan.
Dengan membagikan 3.000 porsi rujak secara gratis, Surabaya tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga menghangatkan hati warganya.
Melalui ajang tahunan ini, Surabaya terus memperkuat posisinya sebagai kota kreatif berbasis budaya.
Festival Rujak Uleg bukan hanya layak dilestarikan, tetapi juga ditiru oleh kota-kota lain yang ingin menjadikan warisan lokal sebagai pendorong kemajuan.
Baca juga:Mau Gigi Sehat Pakar IPB Sarankan Obat Kumur yang Tepat
Leave a Reply