10 Pelajar di Parepare Bolos ke Warkop di Jam Pelajaran Diciduk Satpol PP
Fenomena pelajar yang bolos sekolah di jam pelajaran kembali terjadi. Kali ini, 10 pelajar di Kota Parepare, Sulawesi Selatan
terjaring razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat asyik nongkrong di warung kopi (warkop) pada jam sekolah.
Aksi ini menjadi sorotan publik dan memunculkan kembali perdebatan tentang disiplin pelajar, peran sekolah, serta tanggung jawab orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka.

10 Pelajar di Parepare Bolos ke Warkop di Jam Pelajaran Diciduk Satpol PP
Terjaring Saat Patroli Rutin
Razia ini dilakukan oleh Satpol PP Kota Parepare sebagai bagian dari patroli rutin mereka dalam menegakkan ketertiban umum
termasuk memantau pelajar yang berkeliaran saat jam pelajaran berlangsung.
Dalam razia tersebut, para pelajar diketahui mengenakan seragam sekolah dan tengah asyik duduk di beberapa warkop di kawasan pusat kota.
Menurut Kepala Seksi Operasional Satpol PP Parepare, razia ini merupakan respons atas laporan masyarakat
yang merasa resah dengan banyaknya pelajar yang nongkrong di tempat umum pada jam sekolah. “Kami mendapat laporan dari warga dan juga pemilik usaha.
Mereka merasa tidak nyaman melihat pelajar nongkrong di jam sekolah,” jelasnya.
Diangkut ke Kantor Satpol PP untuk Pembinaan
Setelah terjaring, kesepuluh pelajar tersebut langsung dibawa ke kantor Satpol PP untuk didata dan diberikan pembinaan.
Petugas juga memanggil pihak sekolah dan orang tua untuk hadir menjemput mereka.
Dalam proses pembinaan, para pelajar diberi nasihat dan diingatkan tentang pentingnya disiplin dan tanggung jawab terhadap pendidikan.
“Kami tidak langsung memberikan sanksi berat, tapi kami mulai dengan pembinaan terlebih dahulu.
Kami ingin anak-anak ini menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatannya lagi,” tambah petugas Satpol PP.
Beberapa orang tua yang datang menjemput tampak terkejut dan kecewa dengan ulah anak-anak mereka.
Mereka mengaku tidak mengetahui bahwa anaknya bolos dan memilih nongkrong di warkop daripada mengikuti pelajaran di sekolah.
Respons Dinas Pendidikan dan Sekolah
Menanggapi kejadian ini, Dinas Pendidikan Kota Parepare menyatakan dukungan terhadap langkah Satpol PP dalam menjaga ketertiban pelajar di luar sekolah.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan, tindakan tegas seperti ini penting untuk menanamkan kesadaran disiplin kepada siswa.
“Kami mendukung langkah Satpol PP, karena ini bagian dari pembinaan juga.
Tapi kami juga akan menindaklanjuti ke sekolah-sekolah agar meningkatkan pengawasan, terutama di jam masuk sekolah dan saat jam istirahat,” ujarnya.
Pihak sekolah dari para pelajar yang terjaring pun menyatakan akan memberikan sanksi internal, sesuai tata tertib sekolah.
Sanksi tersebut bisa berupa peringatan tertulis, panggilan orang tua, hingga skorsing ringan jika perilaku tersebut diulang kembali.
Warung Kopi Diimbau Tidak Layani Pelajar Berseragam
Selain menindak pelajar, Satpol PP juga mengingatkan para pemilik warung kopi agar tidak melayani siswa berseragam sekolah selama jam pelajaran berlangsung.
Pemilik usaha diimbau untuk menolak kehadiran pelajar yang bolos, sebagai bentuk kontribusi dalam menjaga moral generasi muda.
“Jika tetap membiarkan pelajar nongkrong di jam sekolah, pemilik usaha bisa dikenai sanksi administrasi, bahkan penutupan sementara,” ujar petugas Satpol PP. Ia menegaskan bahwa pengusaha warkop punya peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan.
Reaksi Masyarakat: Perlu Sinergi Semua Pihak
Kejadian ini mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat. Banyak yang mendukung langkah tegas Satpol PP, namun ada pula yang menekankan pentingnya pendekatan persuasif dalam menangani anak-anak usia sekolah.
“Bagus Satpol PP turun tangan, tapi sekolah dan orang tua juga jangan lepas tanggung jawab. Anak-anak bolos pasti ada sebabnya.
Mungkin bosan, mungkin ada masalah,” ujar Andi, warga Parepare.
Pakar pendidikan lokal juga menilai bahwa kasus ini bisa menjadi refleksi bahwa sistem pendidikan harus
terus berbenah agar lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.
Kurikulum yang terlalu padat dan pendekatan belajar yang monoton bisa memicu kejenuhan di kalangan siswa.
Peran Orang Tua dalam Pengawasan Anak
Salah satu aspek penting yang ditekankan oleh banyak pihak adalah peran keluarga dalam membentuk karakter dan disiplin anak.
Orang tua harus lebih aktif memantau kegiatan anak, termasuk memastikan mereka benar-benar berada di sekolah pada jam pelajaran.
“Jangan hanya percaya anak sudah pakai seragam dan berangkat. Sesekali cek keberadaan mereka, bangun komunikasi yang baik, dan tanamkan nilai tanggung jawab,” kata seorang konselor sekolah.
Baca juga:Heboh Eskalator Presiden Perancis di Borobudur, Ini Jawaban Dody
Penutup
Insiden 10 pelajar yang diciduk saat bolos ke warkop di Parepare menjadi pengingat bahwa pembinaan
generasi muda adalah tanggung jawab bersama: sekolah, pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Penindakan tegas perlu dibarengi pendekatan edukatif agar tidak hanya menghukum, tetapi juga membentuk karakter anak-anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan cinta belajar.
Leave a Reply