Ditutup Wamen Pariwisata Festival Tabut di Bengkulu Menuju Event Internasional
Festival Tabut, salah satu warisan budaya paling ikonik di Provinsi Bengkulu, resmi ditutup pada Minggu malam, 7 Juli 2025, oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo.
Penutupan acara ini sekaligus menjadi momentum penting dalam upaya pemerintah daerah dan pusat untuk mendorong Festival Tabut naik kelas menjadi event bertaraf internasional di masa mendatang.
Dalam sambutannya, Wamen Angela menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival yang dinilai sukses menghadirkan semangat budaya, religiositas, serta daya tarik pariwisata yang khas.
Ia menyebut bahwa Festival Tabut memiliki potensi besar sebagai magnet wisata budaya, tidak hanya bagi wisatawan domestik tetapi juga mancanegara.
Ditutup Wamen Pariwisata Festival Tabut di Bengkulu Menuju Event Internasional
Festival Tabut merupakan perayaan budaya dan religi masyarakat Bengkulu yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Muharram dalam kalender Islam.
Tradisi ini bermula dari ritual memperingati syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husein bin Ali, di Padang Karbala.
Perayaan ini dilakukan oleh masyarakat keturunan Syiah dan telah bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang inklusif, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Selama 10 hari, Festival Tabut menampilkan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari ritual Tabut, pawai budaya, bazar UMKM, atraksi seni tradisional, hingga pertunjukan musik daerah.
Tabut sebagai simbol utama festival dibuat dalam bentuk menara kayu besar berhias ukiran, ornamen emas, dan kain warna-warni, yang kemudian diarak dan dilarung ke laut sebagai penutup acara.
Potensi Pariwisata Budaya yang Diakui
Wamen Angela menekankan bahwa Festival Tabut merupakan bagian penting dari upaya melestarikan warisan budaya bangsa. “Kegiatan ini bukan hanya pelestarian budaya, tapi juga menciptakan ruang ekspresi ekonomi kreatif masyarakat, khususnya pelaku seni dan UMKM,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa Bengkulu punya kekuatan dalam pariwisata berbasis budaya dan religi, yang jika dikemas dengan strategi pemasaran
digital yang baik dan didukung infrastruktur memadai, bisa menjadi daya tarik wisatawan internasional.
Dalam waktu dekat, Kementerian Pariwisata berencana memasukkan Festival Tabut dalam agenda Karisma Event Nusantara (KEN) untuk mendongkrak eksposur nasional dan global.
Antusiasme Masyarakat dan Wisatawan
Festival tahun ini menarik ribuan pengunjung, termasuk wisatawan dari luar daerah bahkan dari luar negeri.
Hotel-hotel di pusat kota Bengkulu melaporkan tingkat okupansi mendekati 90% selama masa perayaan. Sentra kuliner dan kerajinan lokal pun turut merasakan dampak positif dari meningkatnya kunjungan.
Salah satu wisatawan asal Malaysia, Amirul Hakim, menyatakan kekagumannya pada kekayaan budaya Bengkulu.
Saya baru pertama kali datang dan sangat terkesan dengan semangat masyarakat dalam menjaga tradisi Tabut. Ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisata religi kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Langkah Strategis Menuju Event Internasional
Untuk mewujudkan Festival Tabut sebagai event internasional, pemerintah daerah Bengkulu menyatakan akan menyiapkan berbagai langkah strategis. Di antaranya adalah:
-
Meningkatkan kualitas infrastruktur pariwisata, termasuk penginapan, akses transportasi, dan fasilitas publik.
-
Digitalisasi promosi, dengan penguatan konten media sosial dan platform pariwisata digital.
-
Penguatan kolaborasi lintas kementerian dan pelaku pariwisata lokal, agar festival tidak hanya berorientasi pada seremonial, tetapi juga berdampak ekonomi.
-
Pelibatan komunitas internasional, khususnya negara-negara dengan populasi Muslim yang memiliki tradisi serupa.
Penutup: Warisan Budaya yang Harus Dijaga dan Dipromosikan
Penutupan Festival Tabut 2025 menjadi penanda berakhirnya satu rangkaian budaya penting, namun sekaligus membuka peluang baru untuk menjadikan tradisi ini lebih dikenal dunia.
Dukungan dari Kementerian Pariwisata dan antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa budaya lokal bisa menjadi fondasi kuat untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan dan berkelas global.
Baca juga:Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi…
Leave a Reply