VIPBESTNEWS | Tempat Semua Berita Terbaru Nasional Dan Mancanegara

Gudang nya Berita Indonesia dan Dunia, kabar terbaru terkini. Situs berita terpercaya dari politik, peristiwa, bisnis, bola, tekno korupsi kriminal hingga gosip artis.

Koster Ingatkan Dampak Alih Fungsi Sawah ke Hotel-Restoran Setelah Banjir Parah di Bali

Koster Ingatkan Dampak Alih Fungsi Sawah ke Hotel-Restoran Setelah Banjir Parah di Bali

Koster Ingatkan Dampak Alih Fungsi Sawah ke Hotel-Restoran Setelah Banjir Parah di Bali

Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Bali baru-baru ini mengundang keprihatinan banyak pihak. Gubernur Bali, Wayan Koster, secara tegas mengingatkan dampak buruk dari alih fungsi lahan pertanian, khususnya sawah, yang semakin banyak dialihkan menjadi kawasan hotel dan restoran. Menurut Koster, kejadian banjir parah ini menjadi peringatan keras bahwa pembangunan yang tidak terkendali bisa memicu bencana alam lebih besar di masa depan.

Koster Ingatkan Dampak Alih Fungsi Sawah ke Hotel-Restoran Setelah Banjir Parah di Bali

Fenomena berkurangnya lahan pertanian di Bali sebenarnya sudah lama menjadi perhatian. Sawah-sawah yang dulunya hijau kini banyak berubah menjadi bangunan komersial, terutama di kawasan pariwisata seperti Kuta, Canggu, Ubud, hingga Sanur. Alih fungsi ini memang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata, namun di sisi lain mengorbankan ekosistem lingkungan. Hilangnya area resapan air membuat banjir lebih mudah terjadi saat curah hujan tinggi.

Koster Tegaskan Larangan Pembangunan di Sawah

Dalam pernyataannya, Koster menegaskan bahwa pemerintah daerah akan memperketat aturan terkait pembangunan hotel dan restoran di atas lahan produktif. Ia menyebutkan bahwa sawah bukan hanya berfungsi sebagai lahan pangan, tetapi juga sebagai daerah resapan air yang penting untuk mencegah bencana. Jika lahan terus dialihfungsikan tanpa kendali, maka banjir, kekeringan, bahkan krisis pangan bisa menjadi ancaman serius di Bali.

Dampak Banjir Parah di Bali

Banjir besar yang terjadi di Bali menimbulkan kerugian material cukup besar. Banyak rumah warga terendam, jalanan lumpuh, dan aktivitas ekonomi terganggu. Beberapa destinasi wisata pun ikut terdampak, sehingga merugikan sektor pariwisata yang menjadi andalan utama perekonomian Bali. Selain kerugian ekonomi, bencana ini juga menimbulkan trauma bagi masyarakat yang rumah dan lahannya terdampak air bah.

Perubahan Iklim Jadi Faktor Pendukung

Selain alih fungsi lahan, faktor perubahan iklim juga memperparah kondisi banjir di Bali. Intensitas hujan yang semakin tinggi dan tidak menentu membuat daerah rawan banjir semakin rentan. Kombinasi antara pembangunan tak terkendali dan perubahan iklim global menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi dengan kebijakan tepat sasaran.

Solusi Pemerintah Daerah

Koster menyampaikan beberapa langkah yang akan ditempuh pemerintah Bali dalam menanggulangi masalah ini. Pertama, memperketat perizinan pembangunan hotel, villa, dan restoran di atas lahan produktif. Kedua, melakukan rehabilitasi daerah resapan air dan menjaga keseimbangan ekosistem sawah. Ketiga, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Pemerintah juga akan mengembangkan konsep pariwisata berkelanjutan agar Bali tetap menjadi destinasi unggulan tanpa merusak alamnya.

Pentingnya Kesadaran Kolektif

Tidak hanya pemerintah, peran masyarakat juga sangat penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan Bali. Masyarakat diharapkan lebih selektif dalam menjual atau mengalihfungsikan lahan pertanian. Investor dan pelaku usaha pariwisata juga diingatkan agar menerapkan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan. Kesadaran kolektif inilah yang diharapkan dapat menekan laju alih fungsi sawah di Bali.

Banjir Sebagai Peringatan Keras

Kejadian banjir parah di Bali seharusnya menjadi alarm keras bagi semua pihak. Alam memberikan sinyal bahwa pembangunan yang tidak selaras dengan lingkungan bisa berbalik menimbulkan bencana. Dengan adanya peringatan ini, diharapkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun investor, lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait pembangunan di Bali.

Menjaga Bali untuk Generasi Mendatang

Bali bukan hanya milik generasi saat ini, tetapi juga warisan untuk generasi mendatang. Melestarikan sawah, hutan, dan sumber daya alam berarti menjaga masa depan Bali agar tetap indah, aman, dan berkelanjutan. Jika hanya mengejar keuntungan ekonomi jangka pendek, maka yang akan dirasakan di masa depan adalah kerugian besar akibat bencana dan krisis lingkungan.

Penutup

Peringatan Gubernur Bali Wayan Koster tentang larangan alih fungsi sawah menjadi hotel dan restoran patut dijadikan perhatian serius. Banjir parah yang melanda Bali bukan sekadar musibah biasa, melainkan dampak nyata dari ketidakseimbangan pembangunan. Dengan menjaga kelestarian sawah dan lingkungan, Bali bisa tetap menjadi pulau surga yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga aman dan berkelanjutan bagi semua penghuninya.

Baca juga:Huawei Bangun Infrastruktur AI Ambisius, Saingi Nvidia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.