VIPBESTNEWS | Tempat Semua Berita Terbaru Nasional Dan Mancanegara

Gudang nya Berita Indonesia dan Dunia, kabar terbaru terkini. Situs berita terpercaya dari politik, peristiwa, bisnis, bola, tekno korupsi kriminal hingga gosip artis.

Dinas Pariwisata Gunungkidul Tanggapi Tiket Wisata Tidak Sesuai Bayaran yang Viral

Dinas Pariwisata Gunungkidul Tanggapi Tiket Wisata Tidak Sesuai Bayaran yang Viral

Baru-baru ini, jagat media sosial dihebohkan oleh unggahan wisatawan yang mengeluhkan ketidaksesuaian tiket wisata dengan jumlah bayaran di salah satu destinasi populer di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam unggahan yang viral tersebut, wisatawan memperlihatkan bahwa ia dikenakan tarif lebih tinggi dari harga yang tertera di tiket resmi.

Kasus ini menimbulkan reaksi beragam dari publik, mulai dari kecaman hingga kritik terhadap sistem pengelolaan wisata daerah. Menanggapi hal tersebut, Dinas Pariwisata Gunungkidul akhirnya memberikan pernyataan resmi dan menjanjikan tindak lanjut untuk menjaga kepercayaan wisatawan.

Dinas Pariwisata Gunungkidul Tanggapi Tiket Wisata Tidak Sesuai Bayaran yang Viral

Dinas Pariwisata Gunungkidul Tanggapi Tiket Wisata Tidak Sesuai Bayaran yang Viral


Dinas Pariwisata Gunungkidul Tanggapi Tiket Wisata Tidak Sesuai Bayaran yang Viral

Keluhan bermula dari unggahan akun media sosial seorang pengunjung yang mengunjungi salah satu objek wisata pantai di Gunungkidul. Dalam unggahan tersebut, wisatawan mengaku membayar Rp 20.000 per orang, namun hanya menerima tiket dengan nilai Rp 10.000.

Ia menyertakan bukti foto tiket dan bukti pembayaran yang berbeda nominalnya. Hal ini memunculkan kecurigaan akan adanya dugaan praktik pungutan liar atau penyalahgunaan tarif resmi.

Unggahan itu dengan cepat menyebar di berbagai platform seperti Twitter dan Instagram, memicu diskusi luas tentang transparansi dan pengelolaan objek wisata di Gunungkidul.


Tanggapan Dinas Pariwisata Gunungkidul

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Mohammad Arif Aldian, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan dan tengah melakukan investigasi menyeluruh. Dalam konferensi pers yang digelar di kantor dinas, Arif menyatakan:

“Kami berterima kasih atas masukan dari masyarakat. Kami tidak menoleransi praktik yang merugikan wisatawan. Saat ini kami sedang mengumpulkan informasi dan akan menindak tegas jika ditemukan pelanggaran.”

Dinas Pariwisata juga menyampaikan bahwa setiap destinasi wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah memiliki tarif resmi yang telah diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup), sehingga tidak dibenarkan adanya selisih tarif di lapangan.


Klarifikasi dari Pengelola Lapangan

Dari hasil komunikasi awal, pengelola tiket di lokasi tersebut menyatakan bahwa tarif yang dibayarkan pengunjung adalah paket gabungan, mencakup tiket masuk dan kontribusi retribusi kebersihan atau parkir.

Namun, yang menjadi persoalan adalah kurangnya transparansi dan tidak adanya bukti tiket resmi yang mencantumkan rincian komponen biaya tersebut.

Pengelola juga mengaku belum menggunakan sistem digital dalam penjualan tiket, sehingga semua transaksi dilakukan manual. Hal inilah yang membuka celah terjadinya kebingungan dan dugaan penyimpangan.


Dampak terhadap Citra Pariwisata Gunungkidul

Kasus ini menjadi sorotan karena terjadi di Gunungkidul, salah satu destinasi wisata unggulan DIY yang terkenal dengan pantai-pantai eksotisnya seperti Pantai Indrayanti, Baron, dan Drini. Dalam beberapa tahun terakhir, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Gunungkidul meningkat tajam.

Namun, viralnya kasus ini dapat memberikan dampak negatif terhadap citra pariwisata daerah, terutama jika tidak segera ditangani secara terbuka dan profesional.

Sejumlah netizen menyatakan kekecewaan dan menyebutkan bahwa kejadian serupa sudah pernah dialami, meski tidak sempat terekspos luas.


Langkah Evaluasi dan Penindakan

Dinas Pariwisata Gunungkidul menyampaikan bahwa mereka telah membentuk tim khusus untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi-lokasi wisata yang berpotensi melakukan penarikan tarif tak sesuai.

Langkah-langkah yang akan diambil meliputi:

  • Pemeriksaan sistem penjualan tiket di lapangan

  • Evaluasi terhadap kinerja petugas dan pengelola

  • Sosialisasi ulang standar tarif wisata

  • Penerapan sistem tiket elektronik (e-ticketing) dalam jangka panjang

Jika ditemukan unsur pelanggaran atau niat memperkaya diri sendiri, pelaku akan dikenakan sanksi administratif hingga pidana, sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.


Rencana Digitalisasi dan Transparansi Tarif

Menanggapi banyaknya permintaan masyarakat, pemerintah daerah juga mulai mempertimbangkan transformasi sistem penarikan retribusi menjadi digital. Sistem e-ticketing diharapkan dapat meminimalisir praktik pungli dan meningkatkan akuntabilitas keuangan sektor pariwisata.

Beberapa langkah awal yang akan dilakukan antara lain:

  • Pemasangan QRIS dan payment gateway resmi di gerbang masuk wisata

  • Penerbitan tiket digital dengan rincian tarif

  • Integrasi aplikasi pemesanan dengan data monitoring dinas

Dengan digitalisasi, wisatawan akan mendapatkan pengalaman lebih aman, nyaman, dan transparan saat mengunjungi destinasi wisata Gunungkidul.

Baca juga:Joki UTBK di ISBI Bandung Dapat Bayaran hingga Rp50 Juta


Pentingnya Edukasi bagi Petugas Lapangan

Selain pembaruan sistem, edukasi terhadap petugas lapangan juga menjadi perhatian utama. Banyak dari petugas tiket yang masih bekerja berdasarkan kebiasaan lama, tanpa pelatihan khusus mengenai pelayanan publik dan pentingnya akuntabilitas.

Dinas Pariwisata akan mengadakan pelatihan dan workshop bagi pengelola wisata, dengan fokus pada:

  • Standar pelayanan pengunjung

  • Tata kelola keuangan dan administrasi tiket

  • Etika pelayanan dan etiket komunikasi

Tujuannya adalah agar seluruh elemen dalam industri pariwisata daerah memahami peran pentingnya dalam menjaga reputasi dan kepercayaan wisatawan.


Respons Masyarakat dan Harapan Ke Depan

Kasus ini juga menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap transparansi dan pelayanan wisata yang adil. Banyak netizen menyampaikan bahwa mereka sebenarnya sangat mencintai destinasi di Gunungkidul, namun berharap tata kelola lebih profesional.

Sejumlah tokoh pariwisata lokal mengimbau agar insiden ini dijadikan momentum untuk perbaikan sistemik, bukan sekadar respons sesaat terhadap sorotan media sosial.


Kesimpulan: Waspada dan Transparan Adalah Kunci Kepercayaan Wisatawan

Insiden tiket wisata tidak sesuai dengan bayaran di Gunungkidul menjadi pengingat bahwa sektor pariwisata yang sedang tumbuh membutuhkan sistem tata kelola yang kuat dan bersih. Dinas Pariwisata Gunungkidul telah menunjukkan respons awal yang cukup baik dengan melakukan klarifikasi, inspeksi, dan janji pembenahan.

Namun, yang dibutuhkan selanjutnya adalah langkah konkret dan berkelanjutan untuk mencegah kasus serupa di masa depan. Dengan mengedepankan prinsip transparansi, teknologi, dan pelayanan publik, kepercayaan wisatawan dapat kembali dipulihkan.

Semoga ini menjadi awal perubahan positif demi kemajuan pariwisata Gunungkidul yang lebih modern dan terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.