VIPBESTNEWS | Tempat Semua Berita Terbaru Nasional Dan Mancanegara

Gudang nya Berita Indonesia dan Dunia, kabar terbaru terkini. Situs berita terpercaya dari politik, peristiwa, bisnis, bola, tekno korupsi kriminal hingga gosip artis.

Pakar IPB Sebut Orang yang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Empuk Nyamuk

Pakar IPB Sebut Orang yang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Empuk Nyamuk

Pakar IPB Sebut Orang yang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Empuk Nyamuk

Banyak orang bertanya-tanya, mengapa sebagian orang lebih sering digigit nyamuk dibanding yang lain?

Ternyata, bukan hanya soal kebetulan atau mitos belaka. Menurut pakar entomologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB)

 individu yang mudah berkeringat memang cenderung lebih rentan menjadi target gigitan nyamuk.

Penjelasan ilmiahnya pun cukup masuk akal. Keringat manusia mengandung senyawa kimia tertentu yang sangat disukai oleh nyamuk

seperti asam laktat, amonia, dan karbon dioksida. Senyawa-senyawa ini bisa terdeteksi oleh alat penciuman nyamuk bahkan dari jarak beberapa meter.

Pakar IPB Sebut Orang yang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Empuk Nyamuk

Pakar IPB Sebut Orang yang Mudah Berkeringat Jadi Sasaran Empuk Nyamuk

Keringat Jadi Penanda “Makanan” Bagi Nyamuk

Menurut Dr. Dwi Astuti, dosen dan peneliti di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan IPB

nyamuk sangat mengandalkan penciuman untuk mencari mangsanya. Mereka memiliki sensor khusus yang dapat mendeteksi kadar

karbon dioksida yang dikeluarkan saat manusia bernapas serta senyawa lain yang keluar bersama keringat.

“Semakin seseorang berkeringat, maka semakin banyak senyawa kimia yang dilepas ke udara, dan ini seperti memberi sinyal

makanan’ bagi nyamuk,” ujar Dr. Dwi dalam wawancara dengan media kampus IPB.

Asam laktat, misalnya, dilepaskan oleh tubuh saat otot bekerja dan suhu tubuh meningkat.

Inilah sebabnya orang yang aktif bergerak, berolahraga, atau memiliki metabolisme tinggi cenderung lebih sering digigit nyamuk.

Peran Faktor Genetik dan Warna Kulit

Selain keringat, faktor genetik juga berperan dalam menarik perhatian nyamuk Beberapa orang secara

alami mengeluarkan senyawa tubuh yang lebih “menarik” bagi serangga pengisap darah tersebut.

Warna pakaian juga memengaruhi. Nyamuk lebih tertarik pada warna gelap, terutama hitam dan merah tua

Kulit yang lebih gelap juga menyerap panas lebih banyak, yang bisa meningkatkan produksi keringat dan membuat seseorang lebih menarik bagi nyamuk.

Risiko Kesehatan yang Mengintai

Sering digigit nyamuk bukan hanya soal rasa gatal atau merah di kulit. Nyamuk, terutama jenis Aedes aegypti, adalah vektor berbagai penyakit berbahaya seperti:

  • Demam berdarah dengue (DBD)

  • Zika

  • Chikungunya

  • Malaria (terutama oleh nyamuk Anopheles)

Kondisi tropis di Indonesia membuat keberadaan nyamuk sangat umum sepanjang tahun, terutama di musim hujan.

Maka dari itu, mereka yang mudah berkeringat sebaiknya ekstra waspada.

Cara Mencegah Gigitan Nyamuk

Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko digigit nyamuk, terutama bagi mereka yang mudah berkeringat:

  1. Gunakan pakaian longgar dan berwarna terang
    Ini membantu mengurangi penyerapan panas dan membuat tubuh tidak cepat berkeringat.

  2. Mandi secara teratur, terutama setelah aktivitas berat
    Mandi membantu menghilangkan keringat dan senyawa tubuh yang menarik nyamuk.

  3. Gunakan losion atau semprotan anti-nyamuk yang mengandung DEET atau eucalyptus oil

  4. Pasang kelambu atau jaring nyamuk di tempat tidur dan jendela

  5. Hindari duduk di area gelap atau lembap, terutama sore dan malam hari

  6. Pastikan lingkungan rumah bebas dari genangan air sebagai tempat berkembang biak nyamuk.

Penutup: Waspadai Gigitan, Kenali Risikonya

NADIA4D Kesimpulannya, nyamuk punya preferensi sendiri dalam memilih korbannya, dan keringat adalah salah

satu pemicunya. Bagi orang yang mudah berkeringat, memahami fakta ini penting agar bisa melakukan langkah pencegahan yang efektif.

Pakar IPB mengingatkan bahwa perubahan cuaca, pola hidup aktif, serta kebiasaan berpakaian bisa

membuat seseorang lebih “menggoda” bagi nyamuk. Maka, kesadaran diri dan upaya perlindungan ekstra sangat disarankan, terutama di daerah dengan kasus DBD tinggi.

Baca juga:Istilah Bug di Komputer Ternyata Berasal dari “Insiden” Tahun 1947

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.