OpenAI Rilis Agen AI Operator Ke Banyak Negara Kecuali Di Eropa resmi mengumumkan ekspansi layanan Operator, agen kecerdasan buatan (AI) yang dapat menjalankan tugas atas nama pengguna, ke sejumlah negara baru. Kini, Operator telah tersedia di Australia, Brasil, Kanada, India, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Inggris, serta sebagian besar wilayah di mana ChatGPT dapat diakses.
Operator dirancang untuk membantu pengguna dalam berbagai aktivitas, seperti melakukan pemesanan tiket, reservasi restoran, menyusun laporan pengeluaran, hingga berbelanja di platform e-commerce. Meskipun telah diperluas ke banyak negara, pengguna di Uni Eropa masih belum dapat menikmati layanan ini, sebagaimana dikutip dari laporan Engadget, Kamis (27/2/2025).
Layanan Operator pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada Januari 2025 sebagai agen AI berbasis web yang dapat menavigasi dan mengeksekusi perintah pengguna secara mandiri. Saat ini, fitur ini masih dalam tahap pengembangan awal dan memiliki berbagai keterbatasan. OpenAI berkomitmen untuk terus menyempurnakan teknologi ini berdasarkan umpan balik dari para pengguna.
OpenAI Rilis Agen AI Operator Ke Banyak Negara
Teknologi inti yang digunakan dalam AI Operator adalah model Computer Using Agent (CUA), yang memungkinkan AI berinteraksi dengan elemen di situs web seperti tombol, menu, serta kolom teks, layaknya pengguna yang mengoperasikan komputer dengan mouse dan keyboard.
Untuk saat ini, Operator hanya tersedia bagi pelanggan ChatGPT Pro, yang dikenakan biaya langganan sebesar USD 200 per bulan atau sekitar Rp 3 juta. Namun, OpenAI berencana untuk memperluas akses layanan ini bagi pengguna Plus, Team, dan Enterprise sebelum akhirnya mengintegrasikan fitur ini ke dalam ChatGPT utama.
Jika rencana ini terwujud, Operator berpotensi digunakan oleh ratusan juta orang di seluruh dunia. Saat ini, ChatGPT telah mencapai lebih dari 400 juta pengguna aktif mingguan, yang mengalami peningkatan dua kali lipat sejak Agustus 2024.
Elon Musk Berniat Akuisisi OpenAI Senilai Rp 1.594 Triliun, Sam Altman Beri Respons Menohok
Di sisi lain, Elon Musk dikabarkan tengah bersiap untuk mengambil alih OpenAI dengan dukungan konsorsium investor. Tawaran akuisisi ini bernilai fantastis, yakni mencapai USD 97,4 miliar atau setara dengan Rp 1,594 triliun.
Niat Elon Musk untuk membeli OpenAI dikonfirmasi langsung oleh pengacaranya, Marc Toberoff. Dalam pernyataannya kepada The Wall Street Journal, Selasa (11/2/2025), Musk menyebut bahwa OpenAI seharusnya kembali ke prinsip awalnya, yaitu berfokus pada pengembangan AI open-source yang aman untuk publik.
“Sudah saatnya OpenAI kembali pada komitmen open-source yang berfokus pada keselamatan seperti sebelumnya,” ujar Elon Musk dalam pernyataannya.
Namun, CEO OpenAI, Sam Altman, tampaknya tidak tertarik dengan tawaran tersebut. Melalui akun X (Twitter) resminya, Altman menanggapi rencana akuisisi Elon Musk dengan sindiran tajam.
“Tidak, terima kasih. Tetapi kami bisa saja membeli Twitter seharga USD 9,74 miliar jika Anda mau,” cuit Sam Altman di platform X.
Rivalitas Lama antara Elon Musk dan Sam Altman
Ketegangan antara Elon Musk dan Sam Altman bukanlah hal baru dalam dunia teknologi. Keduanya merupakan pendiri OpenAI, dengan visi awal untuk menjadikan kecerdasan buatan lebih transparan dan terbuka bagi publik. Namun, hubungan mereka mulai merenggang ketika Musk memutuskan untuk hengkang dari OpenAI pada 2018, setelah terjadi perbedaan visi mengenai arah pengembangan AI.
Sejak saat itu, Musk kerap mengkritik kebijakan OpenAI, terutama terkait dengan komersialisasi AI, yang menurutnya telah menyimpang dari prinsip awal perusahaan. Di sisi lain, Altman berpendapat bahwa model bisnis yang diterapkan saat ini diperlukan agar perusahaan AI dapat bertahan dan terus berkembang.
Leave a Reply