VIPBESTNEWS | Tempat Semua Berita Terbaru Nasional Dan Mancanegara

Gudang nya Berita Indonesia dan Dunia, kabar terbaru terkini. Situs berita terpercaya dari politik, peristiwa, bisnis, bola, tekno korupsi kriminal hingga gosip artis.

Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi…

Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi...

Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi…

Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan , Riset, dan Teknologi Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen)

menyampaikan bahwa daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) tidak hanya berada di luar Pulau Jawa, sebagaimana anggapan umum selama ini.

Menurutnya, sejumlah daerah di Pulau Jawa masih dikategorikan sebagai wilayah 3T, baik dari segi aksesibilitas pendidikan maupun ketersediaan layanan pendidikan dasar dan menengah.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah dialog pendidikan yang diselenggarakan di Jakarta, awal Juli 2025.

Wamendikdasmen menekankan bahwa pemerataan akses dan mutu pendidikan harus menjadi prioritas nasional, tidak hanya di daerah luar Jawa, tetapi juga di kawasan-kawasan terpencil di Jawa sendiri.


Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi…

Selama ini, istilah “daerah 3T” sering diasosiasikan dengan wilayah-wilayah di luar Jawa, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan pedalaman.

Namun Wamendikdasmen mengingatkan bahwa di Pulau Jawa yang dianggap sebagai pusat pembangunan, masih terdapat daerah-daerah

yang mengalami keterbatasan infrastruktur, kekurangan tenaga, serta rendahnya akses digital dan teknologi .

“Sebagian wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan Banten dan Jawa Barat, masih memiliki desa-desa dengan tantangan besar dalam menyediakan layanan pendidikan

mengungkapkannya. Hal ini diperparah oleh topografi yang sulit, kondisi ekonomi masyarakat, serta keterbatasan transportasi.


Kriteria Penetapan Daerah 3T

Penetapan daerah 3T oleh pemerintah mengacu pada sejumlah indikator, antara lain:

  • Tingkat kemiskinan yang tinggi

  • Keterbatasan infrastruktur dasar, termasuk sekolah

  • Akses transportasi yang sulit

  • Ketertinggalan dalam pencapaian pendidikan dan kesehatan

  • Letak geografis yang terlindungi

Wamendikdasmen menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Jawa memang tidak berada di pulau terluar, namun secara sosio-ekonomi dan pendidikan , mereka memenuhi syarat sebagai daerah 3T.


Implikasinya terhadap Kebijakan Pendidikan

Pernyataan ini membawa pesan penting terhadap desain dan implementasi kebijakan pendidikan .

Pemerintah pusat diminta untuk tidak hanya fokus pada pembangunan sekolah dan distribusi guru di luar Jawa

tetapi juga memprioritaskan daerah-daerah tertinggal di dalam pulau padat penduduk tersebut.

Program seperti Indonesia Mengajar , Guru Penggerak , serta Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan Kinerja

harus disesuaikan agar dapat menjangkau sekolah-sekolah yang secara geografis berada di Jawa, namun tetap mengalami ketertinggalan.

Selain itu, Wamendikdasmen menyoroti pentingnya pemetaan data pendidikan berbasis desa dan kelurahan agar distribusi program lebih merata dan tepat sasaran.


Peran Pemerintah Daerah dan Masyarakat

Wamendikdasmen juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kepala daerah diminta aktif mengidentifikasi

dan melaporkan kondisi pendidikan di wilayahnya agar dapat dimasukkan ke dalam program khusus yang ditujukan bagi daerah 3T.

“Perubahan tidak bisa datang hanya dari kalangan atas. Perlu partisipasi aktif dari daerah, termasuk masyarakat dan komunitas

pendidikan setempat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan,” ujarnya.


Penutup: Pendidikan Inklusif untuk Semua

Pernyataan Wamendikdasmen tentang keberadaan daerah 3T di Pulau Jawa menjadi pengingat penting bahwa

Perataan pendidikan tidak boleh berhenti pada batas geografis antar pulau .

Tantangan pendidikan bisa hadir di mana saja termasuk di wilayah yang secara umum dianggap sudah maju.

Oleh karena itu, ke depan, pembangunan sektor pendidikan harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dan berbasis data

agar tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal dari haknya memperoleh pendidikan yang layak, di mana pun mereka tinggal.

Baca juga: Hipertensi Disebut Silent Killer, Mungkin Ini Macam Komplikasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.